Pengertian Nilai Seni
Menurut (Purwadarminto, 1976), kata “nilai” diartikan sebagai
harga, kadar, mutu atau kualitas. Untuk mempunyai nilai maka sesuatu harus
memiliki sifat-sifat yang penting yang bermutu atau berguna dalam kehidupan
manusia. Dalam estetika, “nilai” diartikan sebagai keberhargaan (worth) dan
kebaikan (goodness). Menurut Koentjaraningrat,“nilai” berarti suatu ide yang
paling baik, yang menjunjung tinggi dan menjadi pedoman manusia/masyarakat
dalam bertingkah laku, mengapresiasi cinta, keindahan, keadilan, dan sebagainya
Nilai seni dipahami dalam pengertian kualitas yang terdapat dalam karya seni,
baik kualitas yang bersifat kasat mata maupun yang tidak kasat mata.
Nilai-nilai yang dimiliki karya seni merupakan manifestasi dari nilai-nilai
yang dihayati oleh seniman/seniwati dalam lingkungan sosial budaya masyarakat
yang kemudian diekspresikan daam wujud karya seni dan dikomunikasikan kepada
penikmatnya (publik seni).
Menurut The Liang Gie jenis nilai yang melekat pada seni mencakup:
1) nilai keindahan,
2) nilai pengetahuan, 3) nilai kehidupan.
Nilai keindahan dapat pula disebut nilai estetis, merupakan salah
satu persoalan estetis yang menurut cakupan pengertiannya dapat dibedakan
menurut luasnya pengertian,yakni:
a) keindahan dalam arti
luas (keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral dan keindahan
intelektual),
b) keindahan dalam arti
estetis murni, b) keindhaan dalam arti estetis murni,
c) keindahan dalam arti
terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan. Keindahan dalam arti terbatas
dalam hubungannya dengan penglihatan pada prinsipnya mengkaji tentang hakikat
keindahan dan kriteria keindahan yang terdapat di alam, dalam karya seni dan
benda-benda lainnya.
Dalam kecenderungan
perkembangan seni dewasa ini, keindahan positif tidak lagi menjadi tujuan yang
paling penting dalam berkesenian. Sebagai seniman beranggapan lebih penting
menggoncang publik dengan nilai estetis legatif (ugliness) daripada
menyenangkan atau memuaskan mereka. Fenomena semacam ini akan kita jumpai pada
karya-karya seni primitir atau karya seni lainnya yang tidak mementingkan
keidahan tampilan visual namun lebih mementingkan makna simboliknya. “Ugliness”
dalam karya seni termasuk nilai estetis yang negatif. Jadi sesungguhnya dalam
karya seni terdapat nilai estetis yang positif dan negatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar